PENYIMPANAN
ENZIM PROTEASE HASIL FERMENTASI TEMPE
DENGAN
TEKNIK AMOBILISASI
Yossi Wibisono, S.TP, MP
TAHUN 2000
Peningkatan
permintaan dan penggunaan enzim protease dapat dipenuhi dari mikrobia dengan
sumber potensial antara lain dari tempe. Sedangkan
penelitian enzim dari tempe, utamanya tempe yang dibuat dengan laru tradisional,
masih jarang dilakukan. Disamping itu, enzim protease sendiri adalah protein,
sehingga dapat terjadi penurunan aktivitas selama penyimpanan.
Tujuan penelitian
adalah mendapatkan kombinasi optimum antara perlakuan pH awal dan lama
fermentasi yang menghasilkan enzim protease dengan aktivitas optimum,
mendapatkan kondisi pH dan suhu yang optimum untuk aktivitas enzim protease,
menentukan sifat dan stabilitas enzim protease terhadap pH dan suhu ekstrim,
serta mendapatkan kondisi suhu penyimpanan optimum dengan teknik amobilisasi.
Disamping itu sebagai data tambahan dilakukan penentuan berat molekul dengan
menggunakan elektroforesis.
Penelitian dibagi
menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah mencari kombinasi optimum pH awal (5,
5,5, 6) dan lama fermentasi (hari 1 s.d hari 5) yang menghasilkan aktivitas
proteolitik maksimum, dengan menggunakan rancangan faktorial dalam Rancangan
Acak Kelompok (RAK). Tahap kedua
adalah pengujian aktivitas proteolitik pada pH 3, 5, 7, 9, 11 dan suhu 20, 30,
40, 50șC, menggunakan rancangan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dilakukan juga
pengujian aktivitas enzim setelah dikondisikan pada pH ekstrim 3 dan 11, serta
suhu ekstrim 20°C
dan 50°C.
Pada tahap kedua juga dilakukan penentuan berat molekul enzim protease. Tahap
ketiga adalah amobilisasi enzim dan penentuan aktivitasnya setelah penyimpanan 5
dan 10 hari pada suhu dingin (4șC) serta suhu beku (-80șC), kemudian
dibandingkan dengan tanpa amobilisasi. Rancangan yang digunakan adalah RAK.
Hasil penelitian
tahap pertama menunjukkan bahwa kombinasi pH awal 5,5 dan lama fermentasi 3,2
hari (52,8 jam) pada kadar air 58,86% menghasilkan aktivitas proteolitik
tertinggi (130,108 mg
tirosin/g kedelai), lebih tinggi 33,53% dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Sifat enzim
protease yang diekstrak dari tempe adalah tergolong sedikit asam (pH optimum
5,3) dengan aktivitas proteolitik sebesar 176,656 mg
tirosin/g kedelai, suhu optimum 40șC (174,661 mg
tirosin/g kedelai), dan mengalami penurunan sebesar 55,69% pada perlakuan suhu
ekstrim 20°C
(77,391 mg
tirosin/g kedelai) serta menurun 31,10% pada perlakuan pH ekstrim 11 (121,71 mg
tirosin/g kedelai). Namun penurunan tersebut tidak sebesar pada perlakuan suhu
ekstrim 50°C
(69,549 mg
tirosin/g kedelai) dan pH ekstrim 3
(87,684 mg
tirosin/g kedelai). Berat molekul enzim protease adalah antara 30.000-67.000.
Aktivitas
enzim pada penyimpanan ternyata mampu dipertahankan dengan cara amobilisasi
enzim, terutama dengan kombinasi penyimpanan beku -80°C
(172,749 mg
tirosin/g kedelai pada hari ke 10), hanya menurun 0,9% dibandingkan aktivitas
proteolitik pada awal penyimpanan. Penyimpanan pada suhu 4°C,
ternyata menyebabkan penurunan aktivitas proteolitik sebesar 15,19% pada hari ke
10 dengan aktivitas proteolitik akhir 147,898 mg
tirosin/g kedelai. Penyimpanan tanpa
teknik amobilisasi menyebabkan penurunan aktivitas sebesar 54,81% pada
penyimpanan dingin (4°C)
hari ke 10 (dengan aktivitas 51,394 mg
tirosin/g kedelai). Pada penyimpanan beku terjadi penurunan sebesar 12,92% pada
hari ke 10 (120,016 mg
tirosin/g kedelai). Secara umum terjadi penurunan aktivitas sebesar 65,25% pada
penyimpanan dingin tanpa amobilisasi dibandingkan dengan penyimpanan dingin
dengan teknik amobilisasi. Terjadi pula penurunan aktivitas sebesar 30,52% pada
penyimpanan beku tanpa teknik amobilisasi dibandingkan dengan teknik
amobilisasi.
|