DISAIN
ALAT KONTROL SUHU FERMENTASI KAKAO
SISTEM
PUTAR SILINDER
Ir.
Budi Hariono, Amal Bahariawan STP.
TAHUN
2000
RINGKASAN
Pada proses
fermentasi akan terjadi proses perubahan khemis, biologis maupun proses
perubahan lainnya. Pada pertama kali fermentasi akan terjadi perubahan pulp
menjadi bubur (liquid), dan sebagai akibat kenaikan suhu maka akan terjadi
pengeluaran air. Dalam kurun waktu 3 (tiga) hari maka biji yang difermentasi
akan mengalami perubahan suhu menjadi sekitar 450 C (1130
F) dan setelah mencapai suhu 500 C (1220 F), maka akan
konstan sampai akhir fermentasi. Suhu ini akan dapat konstan atau tetap apabila
dilakukan pengadukan untuk memberikan aerasi.
Penelitian ini
bertujuan untuk membuat prototipe alat kontrol suhu fermentasi kakao system
putar silinder dengan menerapkan pengukuran secara elektronik dengan tujuan aerasi. Desain rangkaian ini didasarkan pada prinsip
kerja alat yang akan dibuat yaitu sebagai berikut. Suhu fermentasi dideteksi
dengan sensor suhu jenis LM 335 diubah bentuknya menjadi besaran resistansi.
Dengan menggunakan rangkaian pembagi tegangan perubahan nilai resistansi akan
menyebabkan perubahan nilai tegangan keluaran dari rangkaian ini. Tegangan ini
selanjutnya akan diolah untuk mengontrol jalannya motor listrik dalam memutar
silinder fermentasi yang terbuat dari kayu berlubang. Hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pengaturan suhu fermentasi kakao dilakukan dengan cara
pemutaran silinder fermentasi dengan tujuan aerasi, suhu fermentasi kakao
cenderung naik, sehingga patokan pengontrolan suhu yaitu 550 C,
prototipe alat kontrol suhu fermentasi kakao system putar silinder ini bekerja
dengan ketetapan sekitar 99%.
|